BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting
dalam setiap organisasi karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses
atau gagalnya sebuah organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas,
mengalami kesuksesan, maka direktur, rektor atau perolehan yang memperoleh
acungan jempol. Akan tetapi sebalinya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah
yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Seperti
halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai
ilmu, seperti bisnis, psikologi, sosiologi dan anthropologi. Karena organisasi
adalah komplek dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen adalah bagaimana
manajemen dapat berhasil dan apa yang harus diperbaiki/dirubah dalam mencapai
suatu tujuan organisasi. Teori manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin.
Penekanan yang utama adalah produksi yang efisien dan cepat. Motivasi pekerja
dan manajemen dipengaruhi oleh kepuasan untuk bekerjasama dalam meningkatkan
produksi.
Manajemen keperawatan pada dasarnya
berfokus pada perilaku manusia. Untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan,
pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan
tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja
keperawatan non profesional.Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia
merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan
interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut
merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain
mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan
berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila
dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Bawahan memerlukan rasa aman dan
akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap
tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.Atasan / pimpinan menciptakan
kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana
yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan
ketakutan.Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun
bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada
akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
B. Batasan Masalah
1. Manajemen hubungan antar
manusia
2. Pengembangan teori
kepemimpinan
3. Teori kontingensi dan
situasional
4. Teori kontemporer
5. Teori motivasi
6. Teori Z
7. Teori iteraktif
8. Kompetensi yang harus
dimiliki manajer keperawatan
C. Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi
kepemimpinan dalam keperawatan.
BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Pengertian
Kepemimpinan
Ada
beberapa batasan tentang kepemimpinan , antara lain :
1. Kepemimpinan
adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat
menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway Tead ).
2. Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang
untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill
).
3. 3. Kepemimpinan adalah hubungan yang
tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain
sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
4. Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).
Dapat dipahami dari empat batasan
di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena
sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain
untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada
fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi
bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu
organisasi, yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi orang lain.
Di dalam keperawatan kepemimpinan
merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam
mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang
berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga
selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.
B. Manajemen Hubungan Antar
Manusia
Elton mayo (1930) menekankan bahwa jika pehatian
penuh diberikan kepada pegawai oleh manajemen, maka hasil produksi akan
meningkat dengan tidak mengabaikan kondisi lingkungan kerja. Teori tersebut
dikenal dengan hwthorne effect dimana seseorang akan merespon suatu kejadian dan
terus belajar manakala mereka merasa terus diperhatikan dan terus didukung oleh
manajemen. Mayo juga menemukan bahwa lingkungan kelompok dan sosial baik formal
maupun informal merupakan suatu faktor dalam menentukan produktifitas
perusahaan dan memungkinkan semua pegawai ikut berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
C. Pengembangan teori kepemimpinan
1. Teori
Trait (Bakat)
menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin
(pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai
karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (marqus
& Huston 1998). Teori ini disebut dengan “ Great Man Theory”. Banyak
penelitian tentang riwayat kehidupan “ Great Man Theory”. Tetapi menurut teori
kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya pembawaan
sejak lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa
yang mengasuh, situasi dan lingkungan lainnya. Teori ini mengidentifikasi
karakteristik umum tentang intelegensi, personality, dan kemampuan (perilaku)
2. Teori Perilaku
Teori
perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana
seseorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu
rentang dari sebuah otoriter ke demokratik atau dari focus suatu produksi ke
focus pegawai.
3. Teori
Contigency dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah
manajer yang melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara factor bawaan,
perilaku dan situasi. Tannembaum & Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi
antara gaya kepemimpina otoriter dan demokratik diperlukan oleh manajer dimana
unsure utama manajer adalah tergantung dari situasi suatu organisasi. Yaitu
kemampuan manajer, penghargaan kepada kelompok.
Focus metode
manajemen ini menekankan pada perilaku manajer yang menekankan pada produksi
dan manusia. Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan
pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan
tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya
yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang
menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi
karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpindan
situasinya. Model Contingency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967) Menurut model ini, maka the performance of the group is contingen
upon both themotivasional system of the leader and the degree to which the
leader has control andinfluence in a particular situation, the situational favorableness (Fiedler, 1974:73).Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya
prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari pemimpin dan
sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi
tertentu.

4. Teori
Kontemporer
Teori ini menekankan
terhadap 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan, yaitu :
a. Manajer
/ pemimpin
b. Staf
dan atasan
c. Pekerjaan
d. Lingkungan
Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang
pemimpin harus mengintregasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan
organisasi. Teori kontemporer tersebut juga perlu didukung oleh teori motivasi,
interaksi.
5. Teori
Motivasi
Menurut George R.Terry motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang
individu yang merangsang nya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi adalah
konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku
tertentu, dan respon inrstrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Respon
instrinsik ditopang oleh sumber energi, yang disebut “motif”. Sering dijelaskan
hal itu sebagai kebutuhan , keinginan, atau dorongan. Semua manusia hidup
dengan motivasi. Motivasi diukur dengan perilaku yang dapat diobservasi dan
dicatat. Beberapa perawat dimotivasi untuk berbuat lebih dan kreatif. Sedangkan
yang lainnya mengerjakan seperempatnya saja sudah merupakan upaya yang cukup.
6. Teori Z
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan
kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan
pekerja, promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistic terhadap staf. Pada
teori ini menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi.
7. Teori interaktif
Hollander (1978) menekankan bahwa antara peran pemimpin
dan staf dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin
adalah sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia menekankan 3 dasar komponen
yang terlibat dalam perubahan pemimpin :
a. Pemimpin
termasuk personality pemimpin, persepsi dan kemampuan
b. Staf,
termauk personality, persepsi dan kemampuan.
D. Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Manajer
Kompetensi yang harus dimiliki manajer keperawatan telah dilaksanakan suatu penelitian sebanyak 313 tenaga keperawatan di australia (harris & belakley, 1195).
Kompetensi yang harus dimiliki manajer keperawatan telah dilaksanakan suatu penelitian sebanyak 313 tenaga keperawatan di australia (harris & belakley, 1195).
1. The
ABC’S of management
Sebagai manajer dalam asuhan keperawatan, perawat
dituntut untuk mempunyai suatu kiat dan strategi delam menyelesaikan suatu
program atau masalah yang terjadi di organisasi. Oleh karena itu, perawat perli
menjabarkannya secara proporsional agar strategi tersebut dapat dimengerti oleh
seluruh komponen organisasi.
2. Price
System
Agar dalam mleksanakan tugasnya perawat harus dapat
mengambil langkah-langkah yang efektif dan efisien, maka perawat dituntut untuk
merespon setiap permasalahan yang terjadi di organisasi. Pendekatan yang dapat
digunakan adalah Price System
,
dimana setiap pergantian atau perubahan yang terjadi di organisasi adalah suatu
harga.
P
: PINPOINT ( determine the performance area )
R
: RECORD ( Measure current performance level )
I
: INVOLVE (Agre on performance goals & strategies for coaching and
evaluate)
C
: COACH ( Performance and manage consequences )
E
: EVALUATE ( track the performance progress and determine future strategies)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan adalah profesi yang terus
mengalami perubahan, fungsinya lebih luas, baik sebagai pelaksana asuhan,
pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti keperawatan. Melihat fungsinya yang
luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan
dengan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin
keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan.
Dengan model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di
masa yang akan datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik
di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki
hambatan tertentu. Maka dari itu banyak kekurangan dn kekeliruan yang disadarai
oleh penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pembangunan yang ebih
baik dari makalah ini.
Daftar Pustaka
1.
Nursalam.2002.Manajemen
Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan profesional.Jakarta: Salemba
Medika
2. Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen
kepemimpinan dan organisasi
kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya.
3. Wiyono, Djoko.1997.Manajemen
kepemimpinan dan organisasi
kesehatan.Surabaya: Airlangga University Press
7:05 AM
Student of Nurse
0 comments :
Post a Comment