BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Diare sudah dikenal sejak zaman dahulu. Hipokrates
“bapak Ilmu Kedokteran” menggambarkan diare sebagai pengeluaran tidak normal
dari feses, baik frekuensi (meningkat) maupun tingkat kepadatannya (menurun)
menjadi lebih lembek. Kadang-kadang hanya berupa cairan. Berdasarkan literatur,
diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto 1999). Penderita
Sindroma Malabsorbsi biasanya mengalami penurunan berat badan. Jika lemak tidak
diserap sebagaimana mestinya, tinja akan berwarna terang, lembek, berbau busuk,
dan jumlahnya sangat banyak, tinja semacam ini disebut steatorrhea. Tinja akan
menempel di sisik loset atau akan mengapung dan sulit untuk disiram. Dalam
kolesistitiskronis, pasien mungkin memiliki gejala berbahaya dan mungkin tidak
mencari perawatan medis sampai akhir gejala seperti penyakit kuning, dan urin berwarna
gelap hasil dari proses obstruktif. Steatorrhea (lemak tinja) terjadi karena
penyerapan lemak berkurang karena kurangnya empedu. Empedu diperlukan untuk
penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak dalam usus. Seperti halnya
proses peradangan, pasien mungkin memiliki suhu tinggi 37°-39°C (990-102°F) dan
dehidrasi akibat demam dan muntah-muntah. Pengobatan kedua penyakit ini
dilakukan dengan menangani gejala dan menghilangkan penyebab (etiologinya).
Penyembuhan penyakit juga harus didukung dengan pengaturan menu makan. Kedua
tindakan, pengobatan dan pengaturan diet memegang peranan penting dalam
penyembuhan penderita. Diet yang diberikan adalah Diet Sisa Rendah (DSR), yaitu
makanan yang terdiri darib ahan yang mengandung serat dalam jumlah rendah dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Makanan lain yang merangsang saluran cerna
juga harus dibatasi. Tujuan pemberian Diet Sisa Rendah adalah memberikan
makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga
membatasi volume feses dan tidak mengandung saluran cerna. Jenis yang diberikan
tergantung berat ringannya penyakit. Pasien dalam keadaan akut diberikan DSR 1,
sedangkan pasien kronik atau diberikan DSR 2. Dengan mempelajari diet ini
diharapkan mampu mengidentifikasi masalah gizi yang terjadi berkaitan dengan
dua penyakit tersebut. Selain itu, dapat ditentukan diet yang tepat berdasarkan
tujuan dan syarat diet yang bersangkutan
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gastroenteritis
adalah Penyakit
ini sering disebut diare atau mencret. Padahal
mencret hanyalah salah satu dari kumpulan gejala gastroenteritis. Jika
dilihat dari golongan umur dan frekuensinya, belum tentu juga semua mencret
bisa disebut diare. Yang dimaksud diare menurut organisasi kesehatan dunia (World
Health Organization/WHO) adalah kejadian buang air besar dengan bentuk
tinja yang lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya, selama satu hari atau lebih. Jadi, konsistensi tinja atau kotoran
yang ditekankan. Penyebutan diare pada bayi menyusui akan berbeda dengan
dewasa. Bayi yang memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif biasanya mengeluarkan
tinja yang agak cair, di mana frekuensinya bisa 5 kali sehari. Hal ini juga
belum bisa disebut diare. Gastroenteritis sering disingkat dengan GE.
Kasus GE masih menjadi perhatian karena sering menyebabkan kematian terutama
pada bayi dan anak-anak, golongan lanjut usia, serta orang yang memiliki
masalah dengan daya tahan tubuh rendah. Lebih banyak kematian terjadi di negara
yang sedang berkembang dengan tingkat kebersihan yang rendah. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), WHO menyebutkan angka
kematian karena diare di Indonesia sudah menurun, tapi angka penderitanya tetap
tinggi, terutama di negara berkembang. Kasus rawat inap karena diare pun masih
menempati urutan atas di setiap rumah sakit di Indonesia pada tahun 2008.
2.2 Gejala
Penyakit
yang melibatkan saluran cerna ini umumnya memunculkan gejala mual, muntah,
buang air besar yang encer atau mencret beberapa kali/diare, kadang demam
ringan atau meriang, dan yang lebih jarang yaitu kejang perut. Dari kondisi
kekurangan cairan atau dehidrasinya, penderita bisa disebut termasuk diare
tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan/sedang, atau diare dehidrasi berat. Pada
kasus tanpa dehidrasi, setidaknya memenuhi 2 atau lebih tanda berikut, yaitu
keadaan umum penderita baik, mata tidak tampak cekung, minum seperti biasa, dan
kulit perut saat dicubit atau dijepit (disebut pemeriksaan turgor)
kembali dengan cepat. Untuk dehidrasi ringan/sedang, penderita biasanya gelisah
atau rewel, mata tampak cekung, haus dan ingin minum banyak, serta turgor kembali
lambat. Jika sudah dehidrasi berat, penderita tampak sangat lesu hingga tidak
sadar, mata tampak cekung, malas atau tidak bisa minum, dan turgor kembali
sangat lambat lebih dari 2 detik. Perlu juga diketahui ada atau tidaknya darah
di muntahan serta tinja. Ini menentukan tindakan perawatan dan pengobatan
selanjutnya. Sebaiknya, penderita mengkonsultasikan dengan dokter bila ada
keluhan mual, muntah, diare yang masih berlangsung hingga lebih dari dua hari.
Waspadai juga jika keluhan bertambah parah menjadi muntah dan diare yang
disertai darah, demam tinggi, dan tanda-tanda kekurangan cairan. Tanda-tanda
dehidrasi lain yang mungkin ditemukan yaitu rasa pusing yang berat, kulit bibir
jadi kering, urin atau kencing tampak kuning pekat, kencing atau berkemih yang
jarang, bahkan hingga tidak kencing dalam waktu yang lama. Pada bayi bisa
terlihat ubun-ubun cekung.
Gastroenteritis
bisa disebabkan karena infeksi dan non-infeksi. Penyebab GE terbesar adalah
karena infeksi. Gastroenteritis infeksi bisa disebabkan oleh organisme virus,
bakteri, dan atau parasit. Tersering disebabkan oleh virus, yaitu rotavirus,
yang terkait dengan diare akut.
Sedangkan penyebab non-infeksi bisa
terjadi karena alergi makanan, minuman, obat-obatan, dan keracunan, misalnya
pada bayi menyusui karena ibunya mengalami perubahan pola diet. Efek samping
makanan, minuman, dan obat yang dikonsumsi juta turut punya andil sebagai
penyebab keluhan di perut ini.
Menurut
perjalanan penyakitnya, gastroenteritis dibedakan menjadi gastroenteritis akut,
akut berdarah, dan persisten. Viruslah yang paling sering dikaitkan dengan
kasus gastroenteritis akut. GE jenis ini disebut akut karena sifat pemunculan
gejalanya yang tiba-tiba, tapi cepat membaik dalam hitungan hari hingga 2
mingguan sesuai perjalanan alamiah penyakitnya. Gastroenteritis akut berdarah
sering disebut disentri. Ada keterlibatan organisme yang merusak usus dan
ditemukannya darah dalam tinja. Jika gastroenteritis berlanjut hingga lebih
dari 14 hari, maka disebut persisten. Seringpula terjadi pada penderita dengan
status gizi buruk, mengalami masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan sedang
dalam keadaan infeksi.
Virus, bakteri, atau parasit
penyebab bisa masuk ke saluran cerna melalui mulut atau melalui perantara
makanan dan minuman tercemar yang dikonsumsi, sehingga penyakit ini disebut food
borne disease. Bahkan rotavirus diduga dapat menular lewat
udara. Setelah masuk ke saluran cerna melewati hadangan asam lambung, organisme
menuju ke usus. Di usus ini organisme penyebab diare berkembang biak. Mereka
mampu mengubah struktur dinding usus, menimbulkan peradangan, mengeluarkan
toksin, dan mengganggu kerja sel usus dalam proses pencernaan dan penyerapan
makanan/minuman. Hal ini menyebabkan gerak khas kontraksi atau peristalsis
dinding usus meningkat. Gelombang kembung kempis ini memaksa isi usus yang
belum tercerna dan terserap dengan baik terus maju dan meluncur makin ke bawah
menuju pembuangannya, sehingga terjadilah mencret.
2.4 Diet pada Penderita Diare
Memperbaiki Sistem Pencernaan
Bagi sebagian orang, mereka lebih suka berbicara tentang hal lain
selain diare dan stigma yang berkaitan dengannya.
Kebanyakan orang yang menderita ingin mencari pengobatan cepat dan obat-obatan.
Namun mereka tidak pernah menyadari bahwa mereka dapat mencegah diare dengan
memiliki pola makan yang sehat. Diet pada penderita diare secara sehat
pasti akan meringankan masalah gerakan usus anda dan mengurangi frekuensi Anda
ke toilet karena mencret. Selain itu, juga penting untuk memperhatikan apa yang
Anda makan karena diare dapat menyebabkan dehidrasi. Dengan melaksanakan
perawatan ekstra yang khusus dan melakukan instruksi berikut, Anda dapat
mencegah dehidrasi.
Mengonsumsi setidaknya 8 sampai 10 gelas air putih setiap hari. Rehidrasi segera saat Anda menyadari bahwa Anda mengeluarkan feses
yang cair. Ini tidak selalu air putih. Anda harus mengonsumsi cairan lain
selain air putih sehingga Anda dapat mengganti semua nutrisi yang diperlukan
dan menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit. Sumber cairan yang sempurna
adalah air, jus, minuman jahe, kaldu, sup, teh tidak kental dan bahkan Gatorade
Jello.
Jika diare Anda berlangsung lebih dari 2 hari, konsultasikan dengan dokter Anda segera. Baik diare tersebut adalah karena gejala dari kondisi yang serius ataupun Anda terinfeksi oleh sesuatu yang Anda makan. Sayangnya, banyak orang tidak tahu bahwa makanan bisa menjadi penyebab untuk diare. setiap individu mungkin tidak sama diet diarenya sehingga lebih baik untuk mencoba beberapa rekomendasi pada suatu waktu. Anda akan mengurangi kecemasan tentang diare dan pada saat yang sama Anda bisa selektif dengan apa yang Anda makan.
Pertama-tama, jangan minum atau makan makanan yang mengandung kafein seperti teh kental, kopi, dan minuman ringan. Diare Anda juga dapat diperburuk karena susu / produk susu. Batasi asupan makanan produk-produk ini untuk melihat apakah ada perubahan pada kondisi Anda. Hindari makanan berikut ini, pedas, berlemak dan makanan berminyak.
Hal lain yang penting yang harus perhatikan untuk diet diare Anda adalah dengan mengontrol asupan serat Anda. Serat dapat ditemukan dalam makanan berikut, sayuran, kacang-kacangan, sereal gandum dan roti. Anda juga dapat memeriksa rendah serat untuk diet diare lainnya jika hal ini menyebabkan diare Anda berkepanjangan.
Jika diare Anda berlangsung lebih dari 2 hari, konsultasikan dengan dokter Anda segera. Baik diare tersebut adalah karena gejala dari kondisi yang serius ataupun Anda terinfeksi oleh sesuatu yang Anda makan. Sayangnya, banyak orang tidak tahu bahwa makanan bisa menjadi penyebab untuk diare. setiap individu mungkin tidak sama diet diarenya sehingga lebih baik untuk mencoba beberapa rekomendasi pada suatu waktu. Anda akan mengurangi kecemasan tentang diare dan pada saat yang sama Anda bisa selektif dengan apa yang Anda makan.
Pertama-tama, jangan minum atau makan makanan yang mengandung kafein seperti teh kental, kopi, dan minuman ringan. Diare Anda juga dapat diperburuk karena susu / produk susu. Batasi asupan makanan produk-produk ini untuk melihat apakah ada perubahan pada kondisi Anda. Hindari makanan berikut ini, pedas, berlemak dan makanan berminyak.
Hal lain yang penting yang harus perhatikan untuk diet diare Anda adalah dengan mengontrol asupan serat Anda. Serat dapat ditemukan dalam makanan berikut, sayuran, kacang-kacangan, sereal gandum dan roti. Anda juga dapat memeriksa rendah serat untuk diet diare lainnya jika hal ini menyebabkan diare Anda berkepanjangan.
Penanggulangan utama diare disusun
oleh Depkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Lima Langkah
Tuntaskan Diare (Lintas Diare). Langkah-langkah tersebut yaitu (1) oralit
formula baru, (2) pemberian zinc selama 10 hari, (3)
melanjutkan pemberian ASI dan makanan, (4) pemberian antibiotika tertentu
sesuai indikasi, dan (5) konseling/nasihati ibu. Pertolongan pertama yang bisa
dilakukan jika terserang gastroenteritis antara lain hindari kontak dengan terduga
penyebab, pencegahan kekurangan cairan atau jangan sampai dehidrasi, dan
istirahat yang cukup.
Cairan tubuh yang hilang karena
muntah, buang air, dan demam, harus segera diganti untuk mencegah dehidrasi.
Juga selalu ingat untuk selalu mencuci tangan. Jika tersedia oralit, berikan
segera. Oralit adalah campuran garam elektrolit. Oralit berosmolaritas rendah
seperti yang telah beredar di pasaran saat ini sangat direkomendasikan karena
dapat mengurangi sensasi mual dan muntah. Campurkan satu bungkus oralit ke
dalam satu gelas air minum, lalu diaduk rata, dan pastikan penderita
meminumnya.
Jika belum tersedia oralit, bisa
berikan cairan rumah tangga (CRT) seperti air tajin, kuah sayur,
atau cukup air matang. Sesuaikan dosis oralit dengan status dehidrasi dan umur
penderita. Penderita sebaiknya segera dibawa ke sarana kesehatan jika tidak
mampu minum yang cukup untuk dipertimbangkan pemberian cairan melalui pembuluh
darah atau infus.
·
Untuk diare tanpa dehidrasi bisa diberikan oralit sebanyak ¼
– ½ gelas (umur < 1 tahun), ½ – 1 gelas (1 – 4 tahun), dan 1 – 1 ½
gelas (> 5 tahun) tiap kali mencret.
·
Pada diare derajat ringan/sedang, oralit 3 jam pertama
diberikan sebanyak 75 ml/kg berat badan. Pemberian selanjutnya sesuai dengan
diare tanpa dehidrasi.
·
Penderita diare dengan dehidrasi berat sebaiknya dibawa ke
sarana kesehatan untuk mendapat infus.
Pemberian suplemen mikronutrien zinc atau
seng segera setelah mengalami diare dianjurkan karena terbukti bisa mengurangi
lama dan keparahan diare, mengurangi seringnya mencret, mengurangi banyaknya
kotoran, dan mengurangi risiko kekambuhan 3 bulan kemudian. Dianjurkan untuk
tetap minum zinc hingga 10 hari setelah diare berhenti.
Jika masih bisa makan dan minum,
berikan makanan dan minuman dalam porsi yang lebih sedikit, tapi lebih sering.
Prinsipnya adalah memberikan suatu yang mudah dicerna seperti bubur dan
berkuah, rendah serat, sehingga tidak membuat saluran cerna bekerja terlalu
keras memprosesnya, dan tidak mengiritasi saluran cerna. Untuk bayi dan anak,
kalau tidak bermasalah dengan diet ibunya, boleh melanjutkan air susu ibu
seperti biasa. Hal yang sama berlaku untuk bayi dan anak yang mendapat susu
formula, bahkan pemberiannya harus lebih sering dari biasanya untuk mencegah
penurunan berat badan. Setelah penyembuhan pun makanan ekstra harus tetap
diberikan untuk menunjang perbaikan berat badan.
Konsumsi obat-obatan seperti
antimual, antimuntah, antidiare, dan terutama antibiotika harus benar-benar
selektif menurut pertimbangan dokter, apalagi jika penderita adalah bayi dan
anak-anak. Perlu diingat bahwa muntah dan diare dalam batas tertentu bisa
dianggap sebagai respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing, racun/toksin,
dan organisme penyebab. Kembali ke pertimbangan rasionalitas, efektivitas, dan
efek samping obat.
Pemerintah juga menekankan pemberian
konseling dan nasihat jika terjadi hal-hal yang lebih berat. Kalau diare
menjadi lebih sering, muntah berulang yang menghambat rehidrasi oral, sangat
haus, sedikit makan dan minum, disertai demam, tinja berdarah, dan tidak ada
perbaikan dalam 3 hari, periksakan kembali penderita ke sarana kesehatan.
Pencegahan lebih baik dibanding
pengobatan. Kebiasaan menjaga dan memperbaiki kondisi kesehatan atau higiene
dan sanitasi tetap menjadi upaya ampuh yang sederhana untuk mengurangi risiko
terkena penyakit, misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
kontak dengan mulut, sebelum menyiapkan makanan/minuman, sebelum memegang bayi,
dan sebelum menyuapi anak. Jangan lupa cuci tangan juga setelah buang air besar
dan kecil. Gunakan selalu jamban dengan benar dan pengelolaan buang sampah yang
baik.
2.6 Makanan yang harus dihindari pada saat Diare
Karena ada jenis makanan tertentu
yang dapat melakukan perjalanan melalui usus degan sangat cepat dan memperburuk
kondisi, atau memperburuk diare
dengan cara lain :
2.6.1. Makanan berlemak
Makanan ini termasuk makanan yang
digoreng dan berminyak atau bersantan kental, yang dapat membuat diare lebih
buruk
2.6.2 Susu, mentega, eskrim dan keju
Bahkan
jika diare tidak disebabkan oleh intoleransi laktosa (kesulitan memproses gula
laktosa, yang ditemukan dalam produk susu), hindari makanan ini selama diare
masih berlangsung. Prabiotik pada yogurt mungkin satu pengecualian untuk aturan
ini.
2.6.3
Minuman yang beralkohol dan kafein
Orang
yang diare, harus menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan pengeluaraan
(kehilangan) cairan. Alkohol dan kafein dapat bertindak sebagai diuretik
(membuang cairan tubuh), yang berarti akan menyebabkan atau memperburuk
dehidrasi.
2.6.4
Sorbitol dan pemanis buatan lainnya
Beberapa
orang menemukan bahwa pemanis buatan memeliki efek pencahar pada system
pencernaan. Jika kita sedang diare atau mencret, maka hindarilah permen dan
permen karet, diet minum ringan, makanan kaya pemanis buatan.
2.6.5
Makanan yang menyebabkan gas berlebih
Memang
sangat penting makan banyak buah-buahan dan sayuran setiap hari. Namun, ketika
terjadi diare, maka kita harus menghindari pilihan makanan yang cenderung
meningkat gas usus, seperti kubis atau kol , kacang-kacangan, brokoli, dan
kembang kol,sampai anda merasa lebih baik.
Selain itu hindari jugaobat-obatan anti diare pada
24 jam pertama, karena diare merasa biasanya merupakan cara tubuh membersihkan
infeksi dan hal-hal buruk yang perlu dikeluarkan terutama untuk diare ringan
,kecuali atas rekomendasi dokter.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
3.2
SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
7:02 AM
Student of Nurse
0 comments :
Post a Comment